MATERI PEMBELARAN IPA
PERTEMUAN PERTAMA
A.
Pengertian
Virus
Kata Virus berasal dari kata latin yang berati "cairan
berlendir" atau "racun". Virus bergantung pada sel inang untuk
hampir semua fungsi mempertahankan hidup. Hal ini dikarenakan sebagian besar
virus menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, serangga, bakteri, dan
tumbuhan. Saat ini ada sekitar 3.600 jenis virus yang telah terientifikasi,
sebagian besar diantaranya merupakan penyebab penyakit pada manusia, hewan,
serangga, bakteri, dan tumbuhan. Virus tidak dapat dikatakan sebagai sel karena
hanya tersusun dari selubung protein dan asam nukleat. Virus belum mempunyai
membran sel, sitoplasma, dan organel seperti ribosom, mitokondria, badan golgi,
dan sebagainya. Hal ini menyebabkan virus tidak dapat melakukan metabolismenya
sendiri.
Virus hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Setiap orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, dapat
terserang virus. Beberapa penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
adalah influenza, batuk, pilek, tifus, gondong, cacar air, herpes, AIDS, dan
hepatitis.
B.
Ciri-ciri
virus
Virus memiliki ciri-ciri sesuai ukuran, bentuk dan struktur,
yakni:
1.
Ukuran
virus
Ukuran
virus sangat kecil yakni sekitar 10 hingga 300 milimikron). Virus terkecil
memiliki diameter hanya 20 nanometer, lebih kecil dari ribosom.
Ukuran
virus tersebut sangat kecil. Sehingga untuk melihat bisa dengan berbagai,
yakni:
a.
Observasi
langsung menggunakan mikrosko elektron dengan ekstra atau sayatan ultratipis
dari jaringan makhluk hidup yang terinfeksi.
b.
Filtrasi
melalui selaput kolodion yang memiliki porositas bertingkat. Virus dilewati
melalui serangkaian selaput yang ukuranya berbeda-beda. Ukuran virus dapat
diperkiarakan melalui selaput yang dilewati.
c.
Sedimentasi
dalam ultrasentrifugasi. Partikel virus disuspensikan ke dalam suatu cairan,
kemudian partikel akan mengendap.
d.
Pengukuran
perbandingan.
2.
Bentuk
tubuh virus
Bentuk
virus bermacam-macama. Ada yang berbentuk batang, oval, filame, persegi banyak,
dan seperti huruf T.
a.
Virus
yang berbentuk batang, Tobacco Mozaic Virus (TMV).
b.
Virus
yang berbentuk oval, seperti Rhabdovirus.
c.
Virus
berbentuk bulat, seperti human immunodeficiency virus (HIV).
d.
Virus
berbentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag atau disingkat fage.
3.
Struktur
tubuh virus
Tubuh
virus bukan merupakan suatu sel, karena tidak memiliki dinding sel, membran
sel, sitoplasma, inti sel, dan organ sel lainnya.
Virus
berupa partikel yang disebut virion. Selain berukuran sangat kecil, virus juga
memiliki sifat seperti benda mati.
Dikutip
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tubuh virus diisi
oleh materi genetik yang dapat diturunkan dalam bentuk DNA atau RNA.
Sementara
itu, ekor berfungsi sebagai alat kontak menuju tubuh organisme yang
diserangnya. Bagian kepala virus dibungkus selubung protein yang biasa disebut
kapsid berbentuk polihedral. Kapsid berfungsi pemberi bentuk tubuh virus.
Virus
bisa disebut virus DNA atau virus RNA, tergantung dari asam nukleat yang
menyusun genomnya. Asam nukleat, virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat
yaitu DNA atau RNA.
Virus yang mengandung DNA antara
lain Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus, Poliovirus, Herpes simplex virus,
Paramyxovirus, virus Rubella. Sementara virus yang mengandung RNA, antara lain
Togovirus, Rhabdovirus, Reovirus, TMV, Myxovirus, Reovirus, Orthomyxovirus,
Hepatitis virus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ciri-ciri Virus", https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/24/170000469/ciri-ciri-virus?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ciri-ciri Virus", https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/24/170000469/ciri-ciri-virus?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto
MATERI
LANJUTAN DAN BAHAN PELAJARAN TAMBAHAN
A. Cara Hidup Virus
Untuk melangsungkan kehidupannya, virus harus melakukan metabolisme. Dalam
metabolisme diperlukan enzim untuk melangsungkan proses-proses biokimia di
dalam tubuh. Virus mendapatkan enzim dan bahan-bahan metabolisme dari sel yang
ditumpanginya karena itu virus tidak dapat menghasilkan energi sendiri dan
mensintesis protein enzim. Virus hanya dapat berkembang dan memperbanyak diri
pada sel hidup yang aktif melakukan metabolisme. Virus dapat memanfaatkan
kemampuan metabolisme sel inang yang ditempatinya untuk dapat hidup dan
memperbanyak diri. kehidupan dan perkembangan virus sangat tergantung pada sel
hidup lainnya. Di luar sel hidup atau di dalam bebas, virus tidak aktif. Dengan
kata lain, virus dapat dikatakan sebagai parasit sejati.
Virus
tidak berkembang biak dengan cara pembelahan atau membelah diri. Reproduksi
pada virus disebut dengan replikasi yaitu pembentukan komponen virus dan
perakitannya untuk membuat virus baru. Replikasi dimulai ketika virus masuk ke
dalam sel. Kemudian ARN/ADN virus masuk dan mengadakan kontak dengan ribosom di
dalam sel. Ribosom merupakan organela tempat terjadinya sintesa protein yang
spesifik sesuai ARN/ADN. ARN adalah asam ribonukleat sedangkan ADN adalah asam
dioksiribounukleat. Asam nukleat virus mengganda, dan protein yang diperlukan
sebagai pelindung juga dibentuk. Kemudian berlangsung perakitan partikel virus
yang baru. Beberapa jenis virus keluar dari dalam sel bersamaan dengan rusaknya
sel yang ditumpangi. Beberapa virus jenis yang lain dapat keluar dari sel
melalui membran tanpa mematikan atau merusak sel yang ditumpanginya.
Virus
tidak dapat berdiri sendiri atau hidup bebas di alam ini. Virus hidup secara
parasit pada bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.
1. Virus Bakteri
Tidak
ada satu bakteri pun yang tidak mengandung virus. Virus yang menginfeksi
bakteri adalah bakteriofag. Bakteriofag dapat berkembang cepat sehingga dalam
waktu yang singkat dapat menghancurkan sejumlah bakteri. Bakteriofag memiliki
inti asam nukleat berbentuk DNA ganda berpilin atau tunggal berpilin atau RNA
rantai tunggal. Contoh bakteriofag adalah E. coli.
2. Virus Tumbuh-tumbuhan
Virus
tumbuhan adalah virus yang menginfeksi tumbuhan. Seperti virus lainnya, susunan
kimia dan struktur fisik virus tumbuhan sangat sederhana, hanya terdiri dari
asam nukleat dan protein. Virus tumbuhan berbeda dengan patogen tumbuhan
lainnya, perbedaan tersebut terdapat pada metode infeksi, translokasi di dalam
inang, perbanyakan diri, penyebaran, dan gejala yang dihasilkan inang.
Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh virus. Serangan virus tersebut dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi yang sangat besar, misalnya, virus yang menyerang tanaman kentang dan tembakau. Bahan genetik dari virus tumbuh-tumbuhan adalah RNA. Virus ini dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif atau dapat melalui cedera, misalnya, cedera akibat pada gosokan daun. Di alam virus ditularkan secara kontak langsung atau melalui vektor. Sejumlah besar virus dapat juga ditularkan melalui serangga. Virus sering memperbanyak diri di dalam saluran pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat menginfeksi tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi di dalam serangga. Sementara itu, virus yang tidak persistem dapat ditularkan melalui gigitan serangga secara langsung.
3. Virus Patogen pada Hewan
Bahan
genetik virus hewan adalah DNA ganda berpilin atau RNA polinukleotida tunggal.
Virus dapat menimbulkan penyakit rabies (anjing gila), sampar pada ayam, ebola
pada kera, dan penyakit kuku pada ternak. Virus ini dapat ditularkan secara
kontak langsung atau melalui perantara serangga. Untuk penelitiannya,
diperlukan hewan percobaan atau telur ayam yang sudah dierami. Selain itu,
virus juga dapat diperbanyak dengan kultur jaringan. Perbanyakan ini dapat
dilakukan di laboratorium.
4. Virus yang Menyerang Manusia
Virus yang menyerang manusia, antara lain, virus cacar air, cacar,
campak, influenza, polio, mata belek, hepatitis, demam berdarah, diare, HIV
AIDS, dan virus AI. virus pada manusia dapat ditularkan secara kontak langsung
maupun tidak langsung. Mata belek, influenza, dan cacar dapat ditularkan secara
kontak langsung atau lewat udara. Hepatitis dan polio dapat ditularkan melalui
air sumur yang tercemar dan sendok atau piring bekas penderita ataupun keringat
penderita. Demam berdarah dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. Sementara itu, virus HIV AIDS dapat ditularkan melalui jarum suntik,
air ludah, transfusi darah, air susu, plasenta ibu hamil pada janinnya,
hubungan kelamin, serta cairan vagina dan sperma.
B. Perkembangbiakan Virus
Virus bukanlah sel yang dapat berkembangbiak sendiri. Cara berkembangbiak virus
berbeda dengan makhluk hidup lain. Virus tidak mampu memperbanyak diri di luar
sel-sel hidup sehingga dikatakan bahwa virus bukanlah makhluk hidup yang dapat
hidup mandiri. Virus selalu memanfaatkan sel-sel hidup sebagai inang untuk
memperbanyak dirinya. Replikasi terjadi di dalam sel inang. Untuk dapat
mereplikasi asam nukleat dan mensistensi protein selubungnya, virus bergantung
pada sel-sel inang. Replikasi ini menyebabkan rusaknya sel inang. Setelah itu,
virus akan keluar dari sel inang. Di luar sel inang, virus disebut sebagai
partikel virus yang disebut virion.
Ada beberapa tahapan dalam replikasi virus, yaitu tahap adsorpsi (penempelan) virus pada inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke dalam sel inang, tahap sintesis (pembentukan), tahap perakitan, dan tahap litik (pemecahan sel inang). Berdasarkan tahapan tersebut, siklus hidup virus dapat dibedakan lagi menjadi siklus titik dan siklus lisogenik.
Ada beberapa tahapan dalam replikasi virus, yaitu tahap adsorpsi (penempelan) virus pada inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke dalam sel inang, tahap sintesis (pembentukan), tahap perakitan, dan tahap litik (pemecahan sel inang). Berdasarkan tahapan tersebut, siklus hidup virus dapat dibedakan lagi menjadi siklus titik dan siklus lisogenik.
1. Siklus Titik
Replikasi
virus dalam sel inang merupakan peristiwa yang sangat kompleks, tahap demi
tahap dari proses sintesis, mulai dari terinfeksinya sel inang sampai pembebasan
partikel-partikel virus. Seperti virus lain, bakteriofag tidak dapat bergerak.
Jika suspensi bakteriofag bebas bercampur dengan suspensi bakteri, akan terjadi
persinggungan kebetulan yang menyebabkan bakteriofag teradsorpsi pada permukaan
bakteri. Selanjutnya, DNA bakteriofag terinjeksi ke dala bakteri. Setelah
beberapa waktu, terjadilah lisis sel-sel inang yang ditandai dengan pembebasan
bakteriofag bentukan, kemudian baru ke dalam medium suspensi
a. Tahap Adsorpsi
Pada
tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya
menempel pada dinding sel yang mengadung protein khusus yang dapat ditempeli
protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya
reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan mengeluarkan
enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.
b. Tahap Injeksi
Proses
injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung,
kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri. Pada
peristiwan ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya
tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini akan
terlepas dan tidak berguna lagi.
c. Tahap Sintesis (Pembentukan)
Virus
tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan melakukan sintesis
dengan menggunakan sel inangnya. Setelah asam nukleat disuntikan ke dalam sel
inang, segera menimbulkan perubahan-perubahan besar pada metabolisme sel yang
terinfeksi (sel inang atau bakteri). Enzim penghancur yang dihasilkan oleh
virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri
terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian mengendalikan
kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA
virus akan mereplikasi diri berulang kali dengan cara mengopi diri dalam jumlah
yang sangat banyak. Sintesis DNA virus dan protein terbentuk atas kerugian
sintesis bakteri yang telah rusak. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan
sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan kapsid virus.
d. Tahap Perakitan
Pada
tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan
serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.
Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses
ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.
e. Tahap Litik
Dinding
sel bakteri yang sudah dilunakkan oleh enzim lisozim akan pecah dan diikuti
oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang
baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop
lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang
dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi
lingkungan.
2. Siklus Lisogenik
Virus
lambda dapat melakukan siklus litik, tetapi kadang-kadang juga melakukan siklus
lisogenik. Pada siklus lisogenk, tahap yang dilalui lebih banyak dari pada
siklus litik. Tahap adsorpsi dan tahap injeksi sama dengan siklus litik. Akan
tetapi, sebelum tahap sintesis, terlebih dahulu virus melewati tahap
penggabungan dan tahap pembelahan. Kemudian, dilanjutkan dengan tahap perakitan
dan tahap litik.
a. Tahap Perakitan dan Tahap Injeksi
Tahap
adsorpsi dan tahap injeksi pada siklus lisogenik sama seperti tahap adsorpsi
dan tahap injeksi siklus litik.
b. Tahap penggabungan
Tahap
ini adalah tahap ketika DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadinya
penggabungan antara DNA bakteri dan DNA virus. Proses ini terjadi ketika DNA
yang berbentuk kalung tak berujung pangkal terputus dan DNA virus menyisip di
antara DNA yang utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus.
c. Tahap Pembelahan
DNA
virus telah bersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak dapat bergerak atau
disebut sebagai profag. Karena bergabung dengan DNA bakteri, ketika DNA
bakteri melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel bakteri mengalami
pembelahan, secara langsung dua anak sel bakteri yang mengandung profag
tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Dengan kata lain, jumlah profag sama
dengan jumlah sel bakteri inangnya.
d. Tahap Sintesis
Pada
kondisi lingkungan tertentu, profaag menjadi aktif. Profag dapat saja
memisahkan diri dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri. Kemudian
menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk sistem protein yang
berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan replikasi DNA.
e. Tahap Perakitan
Pada
tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai selubung
virus. Setelah kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hari replikasi, terjadi
virus-virus baru.
f. Tahap Litik
Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding sel bakteri akan pecah dan virus baru berhamburan keluar. Virus baru ini selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu seterusnya, virus akan mengalami siklus litik atau lisogenik. Berdasarkan asam intinya, replikasi virus dapat dibedakan menjadi virus yang berasam inti DNA dan virus yang berasam inti RNA.1) Virus dengan asam inti DNA
Virus ini menginfeksi sel inang dan memperbanyak diri menjadi beberapa DNA. Beberapa DNA virus mengalami transkripsi menjadi mRNA penghasil selubung protein virus. mRNA menghasilkan enzim yang dapat menghancurkan dinding sel inang. hancurnya sel inang menjadikan virus-virus baru berhamburan keluar dan virus-virus baru ini siap menginfeksi sel-sel inang lain. Contoh virus berasam inti DNA adalah virus cacar, virus herpes, dan bakteriofag.
2) Virus dengan asam inti RNA
Contohnya adalah virus AIDS. RNA virus AIDS menginfeksi sel inang, lalu melakukan penerjemahan balik membentuk RNA-DNA baru dan membentuk DNA virus. Selanjutnya, DNA virus masuk ke dalam inti sel inang yang menyebabkan DNA inang mengandung DNA virus. DNA virus membentuk mRNA dari inti. RNA virus membentuk protein virus di dalam sitoplasma sel inang. RNA virus dan protein virus akhirnya bergabung membentuk HIV.
13 komentar:
PETUNJUK PEMBELAJARAN :
1. Bacalah materi di atas dengan seksama
2. Bikin sebuah Resume dalam kertas polio atau HVS (sebuah tugas Akhir pembelajran selama pembelajaran Daring)
3. Setelah selesai membaca dan mentelaah materi lalu kerjakan tugas isian di bawah ini :
SETELAH KEGIATAN PEMBELAJARAN SELESAI :
Virus memiliki beberapa jenis, secara umum memiliki karakteristik, klasifikasi dan penyakit-penyakit yang dapat disebabkannya yang khas . Analisislah karakteristik virus berdasarkan :
a. Ciri-ciri virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
b. Bentuk virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
c. Struktur virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
d. Cara hidup virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
e. Perkembangbiakan virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
f. Klasifikasi Virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
g. Penyakit yang disebabkan virus
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
Silahkan kalau ada pertanyaan di kolom komentar langsung
Rita Sutiana(HADIR)
Kelas VII A
Saya hadir
jawaban A
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh
4. Secara umum merasa tidak enak badan
jawaban B
bentuk virus seperti
debu
jawaban C
I: Virus dsDNA
II: Virus ssDNA
III: Virus dsRNA
IV: Virus ssRNA (+)
V: Virus ssRNA (-)
VI: Virus ssRNA-RT
VII: Virus dsDNA-RT
jawaban D
Terdapat perbedaan pendapat mengenai status virus sebagai makhluk hidup atau sebagai struktur organik yang berinteraksi dengan makhluk hidup.
RIFAL jawaban E
Dalam dua tahap pertama perkembangbiakan virus, yaitu tahap absorbsi dan penetrasi, daur litik dan daur lisogenik melalui tahap yang sama. Dimana tahap absorbsi terjadi ketika virus menempel pada dinding sel inang dan dalam tahap penetrasi, virus memasukkan materi genetik kedalam tubuh inang.
RIFAL jawaban F
Klasifikasi virus adalah proses pemberian nama dan pengelompokan virus berdasarkan karakter yang dimilikinya. Ada beberapa cara mengelompokkan virus, di antaranya berdasarkan klasifikasi Baltimore dan berdasarkan Komite Internasional Taksonomi Virus (bahasa Inggris: International Committee on Taxonomy of Viruses atau ICTV).
RIFAL jawaban bagian G
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh
4. Secara umum merasa tidak enak badan
SFX:RIFAL ITU SEMUANYA OLEH SAYA :V
Posting Komentar